Dapat memiliki dan melestarikan motor tua dalam bentuknya yang asli antik adalah dambaan banyak orang yang menggemari kendaraan roda dua. Apalagi kalau sepeda motor antik itu juga memiliki nilai history atau kenangan tersendiri bagi pemiliknya.
Dengan tujuan untuk melestarikan saksi-saksi bisu sejarah itulah maka komunitas Motor Antique Club Indonesia (MACI) – Bekasi, dibentuk pada tanggal 18 Juli 2001, pada saat itu di ketuai oleh (Alm) Bp. Pramono. Dan kini, pada periode 2010 – 2013 diketuai oleh Bp. Ari Capitano sebagai ketua umum, selanjutnya dalam usianya yang 10 tahun, MACI Bekasi, sudah memiliki anggota kurang lebih mencapai 50 orang dengan berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan.
"Jadi yang tergabung di MACI adalah orang-orang yang suka motor tua," ujar Ari Dollar, merupakan salah satu pentolan dan orang ketiga di MACI-Bekasi, di sekretariatnya di Jl. Kemakmuran No. 13, Margajaya, Bekasi belum lama ini.
Sebelumnya, pada tahun 2005 Maci Bekasi sempat mendapat kepercayaan menjadi Tuan Rumah dan penyelenggara Jambore Nasional MACI ke XIV "Saat itu Alm. Bp. Bob Thomas Kustanto dipercaya menjadi Korwil Barat sampai akhir hayatnya pada thn 2008 .
Ari Dollar menerangkan, dibentuknya MACI Bekasi juga bukan sekedar untuk kumpul-kumpul di antara penggemar motor tua. Karena sebagaimana organisasi, MACI Bekasi juga mempunyai peraturan dan agenda yang harus dilakukan setiap tahunnya.
"Jadi kita punya peraturan bukan hanya untuk kumpul-kumpul saja. Misalnya setiap tahun, kita ada jambore nasional, selain itu, ulang tahun MACI juga digelar di tiap daerah," ungkap Ary Dollar.
Kepedulian MACI terhadap sesama juga tinggi. Hal ini dibuktikan dengan digelarnya bakti sosial setiap tahunnya. Kegiatan sosial yang pernah dilakukan MACI Bekasi di antaranya adalah berbagi rezeki ke panti-panti asuhan yatim piatu, paparnya.
Ari menuturkan, digelarnya bakti sosial yang kerap dilakukan MACI juga membuktikan bahwa kesan arogan yang selama ini dialamatkan ke penggemar motor tua tidak benar. Apalagi motor tua yang bisa melaju kencang yang tergabung di MACI hanya beberapa unit saja.
"Kesan anak motor itu arogan dan brutal, sebenarya tidak juga. Kita sendiri tidak memperlihatkan yang begitu. Kita senang antik, senang touring dan grebek bareng selanjutnya kita tetap solid," jelasnya.
Satu hal lagi dengan adanya MACI ini diharapkan dengan melestarikan motor-motor antik sebagai salah satu benda-benda peninggalan sejarah agar lebih mendapatkan tempat dan perhatian yang khusus dan dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat dan khususnya masyarakat Bekasi, selain juga agar koleksi dan sejarah motor-motor antik yang kini masih ada dan eksis serta sejarahnya di Indonesia menjadi salah satu acuan penting dan berarti penting dalam dunia motor antik internasional selain tentu saja dapat dimanfaatkan sebagai p0tensi wisata sejarah dan budaya di Bekasi ini, ujar Ari.